Kamis, 08 September 2011

PENERAPAN MODEL BELAJAR WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi Depok) oleh EKA WIJANA


 PENERAPAN MODEL BELAJAR WORD SQUARE  UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
 PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi Depok) 

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah
Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati
CIREBON




















Disusun Oleh :
 EKA WIJANA
NIM : 50440684


KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011
PENERAPAN MODEL BELAJAR WORD SQUARE
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi Depok


 
Disusun Oleh :

EKA WIJANA
Nomor Pokok : 50440684


















KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2011


PERSETUJUAN


PENERAPAN MODEL BELAJAR WORD SQUARE
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi Depok











Oleh :

EKA WIJANA
NIM . 50440684









Menyetujui








Pembimbing I





Toheri S.Si.,M.Pd
NIP: 19730716 200003 1 002

 

Pembimbing II





Dra. Etty Ratnawati, M.Pd
NIP: 19690811 199503 2003

 
 









PENGESAHAN

Skripsi berjudul : “PENERAPAN MODEL BELAJAR WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Penelitian Tindakan Kelas Siswa  VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi Depok) oleh EKA WIJANA             Nomor  Pokok  50440684  telah  dimunaqosahkan  dalam  sidang munaqosah pada tanggal 16 Agustus 2011.
Skripsi  ini  telah  diterima  sebagai  salah  satu  syarat untuk  memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pandidikan Matematika Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.
Cirebon,    Agustus 2011
Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika  




        Toheri S.Si.,M.Pd.
NIP. 19730716 200003 1 002
 
 
Dekan
Fakultas Tarbiyah




 Dr. Saefudin Zuhri, M. Ag.
NIP. 19710302  199803  1 002
 
Sidang Munaqosah,












 


Anggota






 











NOTA DINAS

Kepada Yth.
PJS. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN SYEKH NURJATI
Di
Cirebon

Assalamu'alaikum Wr.Wb
Setelah   melakukan bimbingan, telaahan, arahan dan koreksian terhadap penulisan skripsi dari saudari Eka Wijana. Nomor Pokok 50440684 yang berjudul                    “PENERAPAN MODEL BELAJAR WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi Depok)  ”.
Kami berpendapat bahwa skripsi di atas sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon untuk dimunaqosahkan.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Pembimbing II





Dra. Etty Ratnawati, M.Pd
NIP. 19690811 199503 2003



 
Pembimbing I





Toheri, S.Si.,M.Pd
NIP. 19730716 200003 1 002

 
Cirebon,          Maret 2011










OTENTISITAS SKRIPSI

Bismillahirrohmanirrohim
Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “PENERAPAN MODEL BELAJAR WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi  Depok)” ini beserta seluruh isinya benar-benar karya sendiri, dan penulis tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas  pernyataan ini, penulis siap menanggung resiko atau sanksi apapun yang dijatuhkan kepada penulis sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan atau klaim terhadap keaslian karya penulis.

                                                               Cirebon,    Maret 2011
Yang membuat Pernyataan




EKA WIJANA
NIM:50440684
 
                                                           













DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama                     : Eka Wijana
TTL                       : Cirebon, 22 September 1986
Alamat                  : Ds. Karangwangi Rt/Rw. 009/002
kec. Depok Kab. Cirebon


Riwayat Pendidikan :
1.      SD Negeri 1 Karangwangi Kec. Depok-Cirebon, lulus tahun1998.
2.      MTs.Nu Putri 3 Buntet Pesantren Kec. Astaajapura-Cirebon, lulus tahun 2001
3.      Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Buntet Pesantren , lulus tahun 2004.
4.      Kemudian melanjutkan pendidikan matematika tingkat sarjana di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon.










PERSEMBAHAN

Alkhamdulillah ya Allah SWT. Segala puji syukur bagi-Mu, tuhan penguasa semesta alam.yang menciptakan siang dan malam, yang telah memberikan kemudahan dalam segala hal dalam hidupku Atas ridha-Mu kesuksesan terwujud. Amiin…

Ayah dan Ibu tercinta yang tiada henti-hentinya senantiasa mendidik dan membimbing saya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan serta atas doanya Allah dapat mewujudkan sebagian cita-cita saya dan harapan beliau.

Sahabat-sahabat saya dan teman-teman matematika semuanya yang senantiasa memberikan pengalaman-pengalaman yang sangat berarti sehingga dapat membuat saya lebih bersemangat mengejar hari-hari esok serta memahami apa arti hidup ini.

Terima kasih saya persembahkan pula untuk semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu senantiasa memberi motovasi dan dukungan baik berupa materi dan non materi  



ABSTRAK


EKA WIJANA :   Penerapan Model Belajar Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Matematika (Penelitian Tindakan Kelas Siswa VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi Depok)
      

Hasil belajar merupakan salah satu tolak ukur yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.  Pada observasi awal di kelas VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi Depok menunjukan hasil belajar siswa rendah. Hal ini memberikan kesan bahwa upaya guru dalam meningkatkan proses belajar mengajar kebanyakan masih belum menunjukan hasil yang optimal, salah satu penyebabnya yaitu pendekatan dan metode yang digunakan guru masih belum efektif.
Penelitian ini didesain melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tujuan dari  penelitian  ini  adalah  untuk  mengkaji  peningkatan  hasil  belajar  materi Lingkaran melalui penerapan model belajar Word square di kelas VIII-C SMP Al-Falah Karangwangi Depok Cirebon. Subjek penelitian ini adalah kelas VIII-C SMP   Al-Falah Karangwangi Depok Cirebon dengan jumlah siswa 30 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observing), dan  refleksi (reflecting).
Selama ini siswa kesulitan mempelajari materi  lingkaran karena  banyak  menggunakan  konsep matematika dan pembelajaran yang bersifat abstrak dengan metode ceramah. Untuk membantu siswa dalam memahami materi,   maka diterapkan pembelajaran dengan model belajar Word square.
Indikator keberhasilan penelitian ini     adalah (1) peningkatan persentase  siswa  yang  memperoleh  nilai ≥65  atau jumlah siswa  yang  belajar tuntas meningkat menjadi 85%, (2) ketuntasan keaktifan klasikal ≥75%.
Berdasarkan    hasil penelitian diperoleh data   kenaikan prosentase pencapaian  ketuntasan belajar  klasikal  pada  siklus I  73,3%  dan  siklus II  86,67%, sedangkan keaktifan klasikal pada siklus I  51,7%  dan  siklus II  66,67%.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa melalui penerapan model belajar Word square pada materi Lingkaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII C. Sedangkan saran penelitian ini adalah hendaknya model belajar Word square perlu diterapkan pada materi-materi matematika yang lain karena model belajar   Word   square   memudahkan   siswa   dalam memahami materi yang dipelajari.


KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, penulis haturkan segala puji bagi-Nya, yang menciptakan alam semesta beserta isinya dan hanya pada Allah SWT penulis munajatkan anugrah, berkah, hidayah dan taufik-Nya, untuk merampungkan penyusunan skripsi yang bertempat di SMP Karangwangi Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon.
Sholawat dan salam semoga terlimpahkan curahkan kepada Rasul ahli tafakkur, ahli dzikir, anti kufur dan anti takabbur baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Terima kasih banyak kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan mulai A sampai Z membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Tanpa adanya bantuan dari segala pihak baik berupa tenaga, dorongan dan semangat maka penulisan skripsi ini tidak akan dapat terwujud.
Dalam pelaksanaannya penulis menemukan beberapa kesulitan baik oprasional dan non oprasional. Namun atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak Alkhamdulillah dapat menyelesaikan sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini dari hati yang paling dalam penulis mengucapkan beribu-ribu banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :


1.       Bapak Dr. H. Maksum mukhtar, MA. (Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon)
2.       Bapak Dr.Saefudin Zuhri, M. Ag (Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Syekh Nurjati Cirebon)
3.       Bapak Toheri, S.si.,M.Pd (Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Dosen Pembimbing I)
4.       Ibu Dra. Etty Ratnawati, M.Pd (Dosen pembimbing II)
5.      Bapak Ahmad Jaiz, S.Ag  (Kepala SMP Al-Falah Karangwangi Depok)
6.      Bapak/Ibu Guru dan Staf TU SMP Al-Falah Karangwangi Depok
7.       Siswa-Siswi SMP Al-Falah Karangwangi Depok.
Selanjutnya penulis merasa bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karenanya penulis mohon kritik dan saran yang konstruktif untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi penulis untuk lebih baik dalam penyusunan skripsi kedepanya.

                                                                                     Cirebon ,     Maret 2011

                                           
                                                                                                             Penulis








DAFTAR ISI
                                                                      Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………………..   i 
DAFTAR ISI …………………………………………………..………….…….  iii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………  v
DAFTAR TABEL ………………………………………………..…………….  vi
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………..………………….  vii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………    1
A.    Latar Belakang ………………………………………………………    1
B.     Perumusan Masalah …………………………………………………    4
C.     Tujuan Penelitian ……………………………………………………    6
D.    Manfaat penelitian …………………………………………...……...    6
E.     Kerangka Pemikiran ………………………….……………………..    9
F.      Hipotesis Penelitian …………………………..…………………….   11
BAB II LANDASAN TEORITIS……………………………………………..    12
A.    Model Belajar Word Square………………………………………...   12
B.     Hasil Belajar Matematika …………………………………………..   20
C.     Penelitian Tindakan Kelas…………………………………………..   23

                                                                                             Halaman
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………   27
A.    Desain Penelitian .…………………………………………………...  27
B.     Jenis Penelitian ….. ………………………………………………....  32
C.     Proses Penenlitian Tindakan..……………………………………….  33
D.    Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………  33
E.     Subyek Penelitian……… …………………………………………...  34
F.      Instrumen Penelitian……… ………………………………………..   35
G.    Tekhnik Pengumpulan Data…………………………………………  37
H.    Pengolahan Data……………………………………………….…….  39
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………..  43
A.    Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Belajar Word Square Pada Pembelajaran ……………………….……………………………….  43
B.     Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Belajar Word Square Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa………………….…………………                                          57                 C.     Hasil Belajar……………..……………………....…………………….  70 
D.    Keaktifan Siswa………………………..………...……………………  72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.…………………………...……………  75
DAFTAR PUSTAKA ………………………...………………………………....  77
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………..………………  79



DAFTAR GAMBAR
Gambar                                                                                                      Halaman

Gambar  1    Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar .……….     21
Gambar  2     Langkah-langkah penelitian....……………………………….          27
Gambar  3     Skema Prosedur Penelitian…………………………………..          43


BAB I
PENDAHULUAN  


A.   Latar Belakang Masalah
Prinsip dinamika fantasi adalah permainan, yang juga dimiliki oleh    anak-anak dan tampak tidak sejalan dengan prinsip pekerjaan serius. Namun tanpa permainan dengan fantasi ini tidak akan lahir pekerjaan kreatif. Demikian menurut Carl Gustav Jung ( Rese Colin, 2006 : 278 ).
Pekerjaan kreatif sangat diharapkan timbul dari siswa SMP selain belajar aktif lewat sebuah permainan dengan fantasi yang dimiliki siswa akan membantu proses pembelajaran matematika, ketika guru menerapkanmateri pelajaran jangan lupa untuk mengajak atau membawa siswa kedalam dunia fantasinya agar materi ajar dapat diserap dengan baik karena siswa menemukan cara bagimana menyelesaikan masalah dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika hampir keduanya tidak timbul karena kurangnya kepedulian para guru dengan kelemahan penguasaan konsep yang ada pada kebanyakan siswanya, yang pada akhirnya menimbulkan kesulitan dalam pembelajaran matematika sehingga siswa menganggap matematika itu sulit. Seharusnya para guru menghilangkan kata tersebut dengan membuat siswa berpikir kreatif.
Siswa memikirkan, meletakkan dan mencari hubungan antara abstraksi, kalau perlu siswa diperbolehkan untk menghayalkan bentuk konkrit dari materi ajar. Dengan begitu daya jiwa perasaan sebagai pemberi keterangan dan ketekunan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah atau persoalan dapat menunjangnya.
Dan untuk hal tersebut dibutuhkan minat siswa dalam pembelajaran matematika yaitu dengan memotivasi siswa dengan sesuatu yang disenangi pada umumnya semua manusiapun akan lebih memilih hal- hal yang menyenangkan dari pada hal-hal yang menyedihkan seperti contohnya siswa merasa senang kalau gurunya tidak masuk kelas, maka tugas para guru adlah memutar balikkanya jadikanlah siswa menjadi sedih ketika guru abstant karena takut pelajarannya ketinggalan serta metode yang disampaikan oleh guru tersebut tidak monoton jadi meginginkan gurunya masuk   kelas tanpa abstant.    
Proses belajar mengajar disekolah akan mencapai tujuan belajar ditunjang oleh berbagai faktor. Salah satunya yaitu strategi pembelajaran yang tepat untuk pokok bahasan materi ajar matematika, berarti guru menempati kedudukan sebagai figur central serta ditangan para guru terletak kemungkinan berhasil atautidaknya pencapaian tujuan belajar.
Guru yang menguasai materi yang akan diajarkan dan mampu mengelola strategi belajar yang tepat, memilih medi pengajaran dan mengevaluasi hasil belajar itu ialah petugas professional, petugas yang khusus dilatih untuk itu sehingga tanpa latihan serupa itu ia tidak akan bisa melaksankan tugasnya dengan baik. Jadi, paling tidak guru itu harus mampu memilih strategi belajar mengajar yang sesuai dengan misi pendidikan  ( ET. Russefendi, 1991 : 195 )   
Hasil observasi awal di SMP AL-Falah adalah kurang kepedulian para guru dengan kelemahan penguasaan konsep yang ada pada kebanyakan siswanya sehingga hasil belajar siswa rendah, salah satunya adalah dengan penggunaan metode pembelajaran yang cenderung satu arah yang memungkinan siswa menjadi pasif serta tidak adanya kemauan untuk lebih mendalami materi ajar matematika, sehingga dalam memecahkan masalah atau soal-soal yang ada kurang  kreatif dalam berpikir. Hal itu dibuktikan dengan hasil ulangan matematika siswa hanya mencapai rata-rata 55.
Dengan realita yang ada maka penulis mencoba menerapkan dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Word Square yang dirubah kedalam bentuk angka-angka sehingga diharapakan model pembelajaran Word Square mampu mengembangkan semua potensi yang dimiliki masing-masing siswa dalam berpikir maupun ketrampilan dan tentunya memotivasi siswa untuk memahami konsep matematika.
Berdasarkan uraian diatas, penulis menganggap pentingnya penelitian ini dikarenakan:
a.       Strategi pembelajaran dalam belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar.
b.      Kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai tindakan merupakan cara yang teratur dan terpikir secara sempurna untuk mencapai suatu tujuan pengajaran dan untuk memperoleh kemampuan dalam mengembangkan efektivitas belajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik.
c.       Dalam penerapan model belajar word square ini guru harus betul-betul berpikir dan berperilaku yang memfasilitasi.
B.  Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis mengelompokkan rumusan masalah dalam 3 tahapan yaitu sebagai berikut :
1.    Identifikasi Masalah
a.    Wilayah Penelitian
Wilayah kajian dalam penelitian ini yaitu wilayah kajian pengelolaan kelas yang memfokuskan kepada penggunaan metode pembelajaran
b.    Pendekatan Penelitian
Penulis menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan   kualitatif dan kuantitatif.
c.    Jenis Masalah
 Jenis masalahnya yaitu tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-C SMP Al-Falah.


2.    Pembatasan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah dan keterbatasan penulis, penelitian ini akan meneliti hanya 2 faktor yaitu :
a.    Pembelajaran matematika dengan model belajar Word Square yang berbentuk dengan kumpulan angka-angka dalam kotak kemudian mengarsirnya sesuai pertanyaan yang diajukan.
b.    Hasil belajar siswa SMP Al-Falah setelah diterapkan strategi pembelajaran matematika dengan model belajar   Word    Square   melalui  tes.
3.    Pertanyaan Penelitian
Penelitian merumuskan pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah :
a.    Bagaimana respon siswa dengan diterapkannya model belajar matematika Word Square ?
b.    Apakah terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan lingkaran yang pembelajarannya menggunakan Word Square di kelas VIII-C semester II SMP Al-Falah ?
c.    Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan lingkaran dengan menerapkan model belajar word square?
 
C.  Tujuan Penelitian  
Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan penelitian tersebut diatas, tujuan penelitian masalah ini adalah :
1.    Untuk mengkaji respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran Word Square dalam pembelajaran matematika.
2.      Untuk mengkaji terdapat atau tidaknya peningkatan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan lingkaran yang pembelajarannya menggunakan  Word Square di kelas VIII semester II  SMP Al-Falah.
3.      Untuk mengkaji Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan lingkaran dengan menerapkan model belajar word square

D.  Manfaat Penelitian
Penelitian merupakan penyaluran hasrat keingintahuan manusia terhadap sesuatu yang memiliki cakupan tersendiri dan berhubungan dengan kegiatan lainnya. Memiliki berbagai perlengkapan terdiri dari unsur-unsur informasi tentang dari yang konkrit sampai yang abstrak dan berbagai metode pada tiap tahapan kegiatan, sehingga menjadi cara kerja ilmiah yang memiliki tarap ketetapan dan kecermatan yang tinggi. Serta sudah menjadi tulang punggung dalam pengembangan pengetahuan ilmiah .
Tujuan penelitian memilki hubungan yang erat dengan kegunaan penelitian atau signifikansi penelitian secara garis besar terdiri dari  signifikansi ilmiah dan sosial. Signifikansi ilmiah diarahkan pada pengembangan ilmu sedangkan signifikansi sosial diarahkan sebagai salah satu usaha dan tahapan dalam  memecahkan masalah sosial. Dalam penelitian ini penulis menitik beratkan pada usaha pengembangan ilmu, terutama dalam bidang strategi pembelajaran khususnya metode pembelajaran yaitu model belajar Word Square digunakan pada pokok bahasan lingkaran. 
Dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji apakah terdapat peningkatan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan lingkaran yang pembelajarannya menggunakan Word Square di kelas VIII-C semester II  SMP Al-Falah karangwangi Depok.
Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmiah di bidang pembelajaran matematika, disamping itu hasil penelitian ini diharapkan menarik minat penelitian lain. Untuk mengembangkan penelitian lanjutan tentang masalah yang sama atau yang serupa dan dapat dijadikan titik tolak untuk penelitian yang lebih mendalam. Dengan cara demikian secara berangsur-angsur perbendaharaan informasi yang sistematik dapat merumuskan teori dan model penelitian yang lebih komprehensif. 
Tentu saja, perumusan kegunaan penelitian ini dan rumusan lainnya dapat disusun dengan ungkapan yang lebih tepat memadai. Dengan perkataan lain, ungkapannya dapat dirumuskan beranekaragam namun maksudnya sama.    
Dalam penelitian ini penulis berharap semoga hasil penelitian dapat memberi manfaat konseptual utamanya pada pembelajaran matematika. Disamping itu juga hasil dari penelitian dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran matematika SMP Al-Falah Karangwangi Depok Cirebon .
1.   Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a.    Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui penerapan word square.
b.   Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang menggunakan  pendekatan word square.
2.   Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a.    Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran matematika melalui  model belajar  word square  .
b.   Bagi siswa terutama sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam belajar matematika dengan sambil bermain , kreatif dan menyenangkan melalui kegiatan penyelidikan sesuai perkembangan berfikirnya.
E.  Kerangka Pemikiran
Dalam kegiatan pembelajaran, pengajaran dan pengaturan proses belajar mengajar menentukan keberhasilan pembelajaran. Keduanya saling mendukung satu sama lain. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika diperlukan kesetimbangan antara keduanya.
Salah satu komponen pengajaran adalah pemanfaatan berbagai strategi pembelajaran secara dinamis dan kemampuan guru untuk dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok bahasan matematika. Penggunaan strategi pembelajaran matematika tidak boleh diabaikan begitu saja karena dengan menggunakan strategi pembelajaran matematika siswa lebih mudah memahami konsep matematika yang abstrak.
Word Square adalah sejenis teka teki silang yang tidak asing lagi bagi semua orang. biasa dilakukan pada waktu senggang atau hanya sekedar mengisi waktu luang caranya sangat mudah hanya dengan menjawab pertanyaan lalu diterapkan di kotak-kotak yang sudah disediakan. Word Square lebih mudah lagi karena sudah tersedia kotak beserta   huruf-hurufnya, tugas kita hanya mengarsir huruf-huruf tersebut menjadi suatu kalimat atau kata sesuai jawaban yang dipertanyakan dan hal tersebut menyenangkan selain mengisi waktu luang juga mengasah otak.  

Untuk  menghilangkan anggapan siswa  bahwa matematika itu  sulit, maka hal-hal yang biasa menjadi kegemaran atau kesukaan siswa diterapkan pula dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah yang biasa kita sebut belajar sambil bermain. Siswa tidak akan merasa jenuh atau kesulitan dalam memecahkan dan mengerjakan soal-soal metematika. Word Square adalah salah satu alternatif tersebut.      
Model belajar Word Square merupakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban dalam sebuah kotak angka-angka kemudian mengarsirnya. Keunggulan Word Square adalah metode pembelajaran yang bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan bagi para siswa.
Pada intinya tidak ada yang ingin mengalami kesulitan dalam hal apapun khususunya pada penelitian ini yaitu dalam hal pembelajaran matematika, maka hindarkanlah semaksimal mungkin kesulitan yang ada pada lingkungan pembelajaran matematika.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini merupakan siklus dan dilaksanakan sesuai perencanaan tindakan / perbaikan dari perencanaan tindakan terdahulu. Penelitian ini diperlukan evaluasi awal untuk mengetahui penyebab rendahnya hasil belajar  siswa dan tes  sebagai upaya untuk menemukan fakta-fakta yang dapat digunakan untuk melengkapi kajian teori yang ada dan untuk menyusun perencanaan tindakan yang tepat dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

F.   Hipotesis Tindakan
Menurut Ronny Kountur ( 2005 : 93 ) bahwa hipotesis dapat diartikan sebagai dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut.
Hipotesis tindakannya adalah :
1.         Model belajar word square yang digunakan pada mata pelajaran matematika di respon baik oleh siswa
2.         Penggunaan penerapan model belajar word square dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika 
3.         Tercapainya keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan lingkaran melalui penerapan  model belajar         word square
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.    Model Belajar Word Square
1.  Pengertian Model Belajar Word Square Dalam Pembelajaran Matematika
Menurut Laurence Urdang (1968) Word Square is a set of words such that when arranged one beneath another in the form of a square the read a like horizontally,  artinya  word  square  adalah  sejumlah  kata  yang  disusun  satu  di bawah yang lain dalam bentuk bujur sangkar dan dibaca secara mendatar dan menurun.  Word  Square  menurut  Hornby  (1994)  adalah  sejumlah  kata  yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang.
LKS Word square adalah salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa kotak-kotak kata yang berisi kumpulan huruf. Pada kumpulan huruf tersebut terkandung konsep-konsep yang harus ditemukan oleh siswa sesuai dengan pertanyaan yang berorientasi pada tujuan pembelajaran (Anonim,1991).Metode observasi yang divariasikan dengan LKS Word square berarti suatu cara mengajarkan materi pelajaran dengan mengajak siswa mengamati secara teliti suatu objek yang dipadukan dengan LKS Word square.
 “Word Square” terdiri dari 2 kata Word dan Square. Word berarti kata sedangkan Square adalah lapangan persegi. Jadi Word Square adalah lapangan kata. Word Square adalah yaitu salah satu model-model pembelajaran melalui sebuah permainan “belajar sambil bermain” yang ditekankan adalah belajarnya.
Belajar dan bermain memiliki persamaan yang sama yaitu terjadi perubahan yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman, sebaliknya keduanya terdapat perbedaan pada tujuannya, kegiatan belajar mempunyai tujuan yang terletak pada masa depan. Sedangkan kegiatan bermain tujuan kesenangan dan kepuasannya diwaktu kegiatan permainan itu berlangsung.
Dalam model pembelajaran ini, para siswa dipandang sebagai objek dan subyek pendidikan yang mempunyai potensi untuk berkembang sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki, jadi dalam hal ini guru sebagai fasilitator belajar.
Metode yang diterapkan adalah permainan yaitu mengenalkan atau menggunakan konsep matematika melalui bebagai bentuk permaianan, sehingga para siswa diharapkan menunjukan kemampuan strategi dalam merumuskan, menafsirkan dan menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah
5
6
7
8
0
16
17
18
12
1
22
20
11
19
2
24
10
23
21
3
9
13
14
15
4

Word Square dalam pembelajaran matematika, huruf dirubah menjadi angka. Penerapannya nanti dapat diganti dengan angka-angka disusun secara acak, tidak berurutan seperti contoh berikut :





Model Pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Mirip seperti mengisi  Teka-Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh. Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran.Tinggal bagaimana Guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf/angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan kritis.
Media : Buat kotak sesuai keperluan, buat soal sesuai KD.
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1.    Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
2.    Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.
3.    Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai       
   jawaban.
4.    Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.
             CONTOH JAWABAN (Untuk Mapel IPS)
T
Y
E
N
I
O
K
N
R
A
U
A
N
K
U
O
A
B
A
R
T
E
R
M
N
A
N
I
R
R
S
I
S
D
G
I
I
T
G
N
A
O
N
L
S
A
I
A
K
L
A
A
I
S
R
L
S
A
C
E
K
B
O
S
I
R
I
N
G
G
I
T
CONTOH SOALNYA :
1.    Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara ….
2.    ……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3.    Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
4.    Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
5.    Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut  nilai …….
6.    Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing     disebut ….
7.    Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
8.    Dorongan seseorang  menyimpan  uang  untuk  keperluan  jual  beli disebut  motif …….
9.    Perintah  tertulis  dari  seseorang  yang mempunyai rekening ke bank untuk membayar sejumlah uang disebut …….

Demikianlah, mudah-mudahan postingan ini dapat menambah khasanah pembelajaran kita sehingga pembelajaran yang dirancang Bapak/Ibu Guru dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang sekaligus menyenangkan.
C
R
A
B
W
I
S
E
R
A
T
L
I
N
E
S
A
T
L
A
N
T
E
S
B
L
A
S
T
E
M
A
W
I
N
T
E
R
L
Y
I
N
T
E
R
T
I
E
S
E
E
M
L
I
E
R
E
S
S
A
Y
E
R
S

                 http://en.wikipedia.org/wiki/Word_square
Word persegi panjang didasarkan pada ide yang sama seperti kotak kata ganda, tapi kata-kata horisontal dan vertikal dengan panjang yang berbeda. Sekali lagi, baris dan kolom dapat ditransposisikan untuk membentuk persegi panjang lain yang valid.






Langkah-langkah membuat LKS Word Square adalah sebagai berikut:

a.   menentukan topik sesuai konsep/subkonsep

b.   menuliskan kata-kata kunci sesuai dengan tujuan yang akan dicapai

c.   menuliskan kembali kata-kata kunci dimulai dengan kata-kata terpanjang d.   membuat kotak-kotak word square
e.   mengisikan kata-kata kunci pada kotak word square

f.    menambahkan huruf dan  pengisian ke kotak kosong secara acak

LKS Word Square sebagai alat bantu pembelajaran mempunyai peranan sebagai berikut:
a.   merupakan variasi pembelajaran

b.  memudahan  mengajar  karena  LKS  word  square  disusun  sesuai  urutan pengertian penting
c.  meningkatkan   keaktifan   dan   keterlibatan   siswa   dalam  kegiatan   belajar mengajar  karena  model  ini  selalu  diikuti  diskusi  atau  penjelasan  guru, sehingga jawaban pertanyaan merupakan pengertian yang utuh dan berkaitan
d.  Konsep yang disampaikan oleh guru menjadi nyata dan jelas, mudah dipahami dan diingat
e.  memotivasi  belajar  siswa  yang  pada  akhirnya  dapat  meningkatkan  hasil belajar.
 Menurut  Saptono  (2003)  langkah-langkah  pembelajaran  Word  square  adalah:
a.   siswa  diarahkan  untuk  mempelajari topik tertentu yang akan disampaikan

b. siswa disuruh menemukan istilah dalam word square yang relevan dengan topik yang telah dipelajari
c.   siswa memberikan penjelasan tentang kata yang ditemukan. Informasi dari siswa tentang kata tersebut sebanyak-banyaknya digalih oleh guru.
d.   penjelasan siswa divariasikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh siswa.
2.  Kelebihan dan Kekurangan Model belajar Word Square
Sudah menjadi ketentuan hukum alam bahwa sesuatu pastilah tidak sempurna karena tidak ada sesuatu pun juga yang sempurna kecuali Allah S.W.T. Demikian juga dengan model belajar Word Square mempumyai kelebihan dan kekurangan di beberapa hal dalam penerapannya.
Adapun kelebihan  model belajar Word Square antara lain :  (1) baik untuk menguji hasil belajar yang berhubungan dengan pengetahuan tentang istilah dan definisi (2) mudah diskor tanpa terikutserta pendapat pemeriksa sedangkan kelemahannya yaitu terlalu mengandalakan pada pengujian aspek ingatan. Untuk dapat menghindari kelemahan ini maka konstruksi butir soal harus dipersiapkan secara hati-hati.
Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya menurut Mohammad Surya (2004:7).
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan sumber belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta berlaku dimanapun dan kapanpun.
Dalam kegiatan pembelajaran, pengajaran dan pengaturan proses belajar mengajar menentukan keberhasilan pembelajaran. Keduanya saling mendukung satu sama lain. Untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika diperlukan kesetimbangan antara keduanya.
Salah satu komponen pengajaran adalah pemanfaatan berbagai strategi pembelajaran secara dinamis dan kemampuan guru untuk dapat memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok bahasan matematika. Penggunaan strategi pembelajaran matematika tidak boleh diabaikan begitu saja karena dengan menggunakan strategi pembelajaran matematika siswa lebih mudah memahami konsep matematika yang abstrak.
Sedangkan pengaturan proses belajar mengajar matematika tidak terlepas dari persiapan peserta didik dan pendidik itu sendiri. Dengan kesiapan peserta didik yang sudah mempunyai minat untuk belajar matematika akan bersungguh-sungguh mengikuti pelajaran matematika dan pendidik yang peduli dengan kemampuan peserta didiknya dengan menggunakan strategi pembelajaran matematika yang sesuai dengan materi ajar maka tercapailah  tujuan pembelajaran matematika.
Matematika  menurut James dan Jawes yaitu ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain. Penelaahan terhadap objek matematika berlangsung dengan metode deduktif dan kebenaran penelaahannya harus senantiasa dapat ditunjukan dengan serangkaian langkah pembuktian.
Pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak perlu dipertanyakan lagi seperti ketika menghitung batas luas lahan yang terkena banjir tahunan Jakarta misalkan, maka diperlukan rumus-rumus matematika. Menurut The Liang Gie (1999: 68 ) mengatakan setiap ilmu mempunyai bagian matematika, suatu cabang pekerjaan yang memerlukan ahli matematika untuk mengerjakannya. Dengan demikian munculah ilmu jiwa matematika, ilmu urai tumbuhan matematika, ilmu hayat matematika, ilmu rakita bantuan matematika, ilmu bintang matematika dan lain-lainnya.
Pembelajaran matematika adalah kegiatan belajar mengajar matematika dikelas yang melibatkan siswa, guru, materi ajar matematika dan lingkungan belajar. Pada pembelajaran matematika siswa sebagai subyek sedangkan guru berfungsi sebagai pembingbing, pemotivasi dan pengelola kegiatan belajar.
Dengan mengetahui satu per satu pengertian dari  model belajar Word Square, pembelajaran dan matematika tersendiri, dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika yang bersifat abstrak, saling berhubungan antara materi ajar yang satu dengan materi ajar yang lainnya  dan sangat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari diperlukanya proses pembelajaran formal ( lingkungan sekolah ). Kesetimbangan Pendidik dan peserta didik amat sangat diperlukan, hak dan kewajiban baik pendidik dan peserta didik sama-sama harus dipenuhi diantaranya hak peserta didik untuk mendapatkan pembelajaran matematika dan kewajiban pendidik untuk mengajarkannya dengan menggunakan bermacam-macam strategi pembelajaran matematika  yang cocok dengan materi ajar, salah satunya dengan model belajar Word Square yang menerapakan metode permaianan untuk pokok bahasan himpunan. Maka tujuan pembelajaran matematika pun akan tercapai.
B.  HASIL BELAJAR MATEMATIKA
1.    Pengertian Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui pelajar yang berinteraksi dengan bahan yang dipelajari yang berhubungan dengan konsep-konsep, tujuan, dan motivasi. 
Belajar merupakan suatu proses, sebagai suatu proses pasti ada yang diproses dan hasil dari pemrosesan tersebut. Seperti anak kecil yang baru belajar berjalan, anak tersebut melalui berberapa tahapan untuk mampu berjalan sendiri. Pertama di bantu orang tua kemudian belajar jalan sambil memegang benda-benda disekitarnya lalu mulai jalan selangkah demi selangkah seteurnya dengan proses belajar berjalan tersebut hasilnya anak tersebut mampu berjalan sendiri.
Menurut Soedjarto menyatakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belaja rmengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan (1993 : 49).


Gambar 1 : Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
    (sumber : Ahmadi, Abu)

2.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Berdasarkan diagram diatas dapat diklasifikasikan faktor yang mempengaruhi proses belajar dari  dalam yaitu kondisi panca indera, minat, bakat dan motivasi sedangkan faktor dari luar adalah kurikulum, program atau bahan, sarana dan fasilitas dan yang terakhir adalah guru.     
Berhasil atau tidaknya, terjadi perubahan yang positif atau malah berubah kearah negatif suatu kegiatan belajar didukung oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Semakin maksimal upaya peningkatan hasil belajar matematika maka tujuan pembelajaran matematika pun tercapai dengan sendirinya.
Tujuan pembelajaran matematika adalah : (1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan (2) Mengembangkan aktivitas kreatif dan penemuan (3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah      (4) Mengembangkan kemapuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan.
3.        Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi himpunan berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) tahun 2006 terdiri atas :
 Standar Kompetensi           :     Menentukan unsur, bagian lingkaran serta   
                                                   ukurannya 
 Kompetensi Dasar               :   1. Menghitung keliling dan luas lingkaran
2.  Mengunakan       hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah
Hasil  Belajar                         :  Siswa menujukan kemampuan :
1.  Menghitung keliling dan luas lingkaran
2.      Mengunakan       hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan masalah
C.  PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )
PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi sosial Amerika, yang bernama Kurt Lewis pada tahun 1946. inti gagasan Lewih inlah yang selanjutnya dikembangkan ahli-ahli lain seperti  Stephen Kemmis, Robin Mc.Taggarat, John Elliot, Dave Ebbutt dan sebagainya. Di Indonesia PTK sendiri baru dikenal pada akhir dekade 80-an.
Menurut John Elliot PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Dilakukannya PTK adalah dalam rangka guru bersedia untuk berintropeksi, bercermin, merefleksi atau mengevaluasi diri sendiri sehingga kemampuannya sebagai guru diharapkan cukup propesional. Dilaksanakanya PTK berarti, guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan belajar.

Dibawah ini beberapa hal yang berhubungan dengan PTK yaitu:
1.  PTK penting bagi guru yakni:
a.       PTK sangat kondusif menjadi guru peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelas.
b.      PTK dapat meningkatkan kinerja guru.
c.       Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi dikelas.
2.  Karakteristik PTK yakni sebagai berikut:
a.       Didasarkan pada masalah yang sedang dihadapi guru dalam memberikan intruksional.
b.      Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
c.       Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
d.      Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktisi intruksional.
e.       Dilaksanakan dalam langkah-langkah dengan  beberapa siklus.
f.       Pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
3.  Jenis PTK yang digunakan
Jenis PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah PTK empiris dimana dalam hal ini peneliti berupaya melaksanakan suatu tindakan atau aksi dan melakukan apa yang akan dilaksanakan serta apa yang akan terjadi selama aksi berlangsung.
4.  Model PTK yang akan digunakan
Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model PTK Stephen Kemmis dan Mc.Taggarat. adapun model PTK dimaksud menggambarkan adanya empat tahapan yakni sebagai berikut:
a.    Tahap 1     : menyusun rancangan tindakan (perencanaan), menyiapkan LKS word square yang akan digunakan dalam pembelajaran dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan membuat soal tes menggunakan word square   .
b.            Tahap 2   :  pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan didalam kancah, yaitu mengenai tindakan kelas.
c.                Tahap 3 :    pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat dengan menyiapkan lembar pengamatan.
d.      Tahap 4 :   refleksi, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.
Secara keseluruhan, keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara berkesinambungan seperti sebuah spiral.
Namun sebelum keempat tahapan tersebut berlangsung, biasanya diawali oleh suatu tahapan pra PTK, yang meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, rumusan masalah, dan rumusan hipotesis tindakan.
5.  Sasaran atau obyek PTK
a.       Unsur siswa: dapat dicermati objek ketika siswa sedang asyik mengikuti proses pembelajaran dikelas.
b.      Unsur guru: dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dikelas atau sedang membimbing dikelas.
c.       Unsur materi pelajaran: dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau melihat tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa.
d.      Unsur peralatan atau sarana pendidikan : dapat dicermati ketika guru sedang mengajar. Dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang dapat diamati guru, siswa atau keduanya.
e.       Unsur hasil pembelajaran: yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadaikan titik tujuan yang harus dicapai melalui pembelajaran, baik susunan atau tingkat pencapaian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Suatu penelitian yang bersifat praktis, situasional dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di SMP Al-Falah. Kepala sekolah, guru dan peneliti senantiasa berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 2
Langkah-langkah penelitianya
(Modifikasi dari model kurt lewin dan  Taggart )


Oval: Identiikasi masalah












1. Identifikasi masalah dan penyebabnya.
Identifikasi masalah diawali dengan studi pendahuluan ke tempat wilayah penelitian yaitu di SMP Al-Falah Karangwangi dan berbicara dengan guru matematika tentang sistem penilaian sehingga dari sini menemukan permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru matematika yang kurang direspon siswa, karena kebanyakan siswa menganggap sulit dalam pembelajaran matematika.
Peneliti merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar matematika. Tindakan yang ditawarkan pada identifikasi masalah antara lain menggunakan Tes yang diberikan pada saat tindakan kelas. Tes yang diujikan tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi  materi yang dirasa sulit bagi siswa.
Dalam kegiatan rangkaian pengumpulan data. Tindakan yang ditawarkan pada identifikasi siswa ini antara lain Mengacu pada dokumen hasil tes tentang materi yang diberikan pada saat dilaksanakan tindakan.
2.  Perencanaan
Langkah-langkah percanaan yang dilakukan untuk mengadakan tindakan terdiri dari:
                         a.          Mengenai  metodologi  pembelajaran  yaitu  bagaimana manfaat berbagai   strategi pembelajaran dan bagaimana memanfaatkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal yaitu dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
                        b.          Perencanaan  solusi   masalah   yaitu   solusi   yang   ditawarkan   untuk  mengatasi masalah  peningkatan  hasil  belajar siswa dalam pembelajaran  matematika   adalah   menerapkan   model   belajar   matematika   dengan    menggunakan  Word Square dengan menyiapkan Word Square yang akan digunakan dalam pembelajaran.
                               c.    Menetapkan jumlah siklus, yang direncankan terdiri dari 2 siklus
                              d.    Menetapkan   kelas   yang   akan  digunakan   sebagai   kelas   penelitian  
  yaitu  kelas VIII C di SMP Al-Falah Karangwangi Depok Cirebon

3.  Aksi atau pelaksanaan tindakan
Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana suatu tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh karena itu rencana tindakan harus bersifat sementara, fleksibel dan siap diubah sesuai dengan kondisi yang ada sebagai usaha kearah perbaikan.
Pada tahap yang ketiga yaitu pelaksanaan penelitian dilakukan dalam  2 siklus, sebagai berikut :
Siklus I
Awal siklus ini dimulai dengan direncanakan dua pertemuan yaitu pertemuan yang pertama dan pertemuan kedua, di setiap pertemuan di observasi. Kemudian diadakan refleksi hasil tindakan yang  sudah diberikan. 

Siklus II 
Siklus II merupakan tindakan lanjutan dari siklus pertama yang direncanakan akan diberikan dua pertemuan pula yaitu pertemuan ketiga dan pertemuan ke empat. Tindakan pada siklus ini   diberikan  dengan melihat hasil refleksi pada siklus I (pertemuan pertama dan pertemuan kedua).
4.  Observasi
Observasi berperan sebagai upaya perbaikan praktek profesional   melalui pemahaman yang lebih baik dan perencanaan tindakan yang lebih kritis. Kegiatan ini dilakukan peneliti dengan dibekali lembar pengamatan menurut aspek-aspek identifikasi, waktu pelaksanaan, pendekatan, metode dan tindakan yang dilakukan peneliti, tingkah laku siswa serta kelemahan dan kelebihan yang ditemukan.
Setiap pertemuan pada proses pembelajaran matematika dengan model belajar Word Square dilakukan pencatatan dengan menggunkan lembar observasi
5.  Refleksi
Dalam pengambilan keputusan secara efektif perlu dilakukan refleksi yaitu merenungkan apa yang telah terjadi dan tidak terjadi. Mengapa segala sesuatu terjadi dan atau tidak terjadi pada observasi penerapan  tindakan serta mencari solusi atau jalan alternatif lainnya yang perlu ditempuh pada perencanaan tindakan selanjutnya.
Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan langsung lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan penelitian. Kegiatan refleksi ini dilakukan setiap akhir pembelajaran matematika, tetapi secara informal dapat dilakukan dialog menangani masalah yang muncul.
Data yang diperoleh dari data kegiatan penelitian baik data kualitatif yang diperoleh dari observasi maupun data kuantitatif yang diperoleh dari hasil angket, maka kedua data tersebut akan dianalisa yang hasilnya akan dijadikan sebagai bahan penyusunan perencanaan pada tahap siklus berikutnya .
Pada tahap tersebut akan ada beberapa pertanyaan yang akan dijadikan sebagai patokan keberhasilan penelitian, yaitu :
1.  Bagaimana respon siswa dengan diterapkannya model belajar   matematika Word Square
2.  Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran yang pembelajarannya menggunakan model belajar          Word Square
3.   Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan lingkaran dengan menerapkan model belajar     word square



B.     Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dimaksud untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan keaktifan siswa. Sehingga penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu : perencanaan ,tindakan, observasi dan melakukan refleksi. Keempat langkah yang dikenal dengan istilah model kurt lewin dan diteruskan oleh taggart (2008) dalam buku aqib (2009: 30).
Penelitian kelas merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengumpulan data (observing), menganalisis data atau informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut (reflecting). PTK bercirikan perbaikan terus menerus sehingga kepuasan peneliti menjadi tolak ukur berhasilnya (berhentinya) siklus-siklus tersebut.
Setelah dilakukan refleksi yang mencakup analisis, sintesa dan penelitian terhadap hasil pengamatan serta hasil tindakan, biasanya muncul permasalahan yang perlu mendapat perhatian sehingga pada gilirannya perlu dilakukan perencanaan ulang.

C.    Proses Penelitian Tindakan
Meskipun siswa SMP kelas VIII setahap lebih tinggi dari kelas VII tetapi tetap saja masih bukan pembelajar dewasa yang dapat diharapkan dengan sendirinya dapat memiliki keterampilan belajar membaca secara mandiri, maka strategi model belajar matematika word square  yang diterapkan disini dimodifikasi dengan langkah-langkah operasional berupa pendekatan sebagai berikut:
*  Saat pelaksanaan tindakan, setiap memulai pembelajaran matematika, siswa diberi lembar kerja siswa  word square  selama KBM.
*  Setelah selesai kegiatan pembelajaran matematika siswa diminta merefleksi kegiatan atau strategi yang dilakukannya selama belajar dengan cara membubuhkan tanda caklis pada angket tertutup.
Peneliti memberikan pengajaran matematika kepada siswa kemudian memberikan angket pada setiap selesai pembelajaran tiap siklusnya. Sedangkan  lembar kerja siswa digunakan sebagai alat pengukur kemampuan siswa pada mata pelajaran matematika untuk memperoleh data dari penelitian

D.    Tempat Dan Waktu Penelitian
1.  Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan sebagai penelitian mengenai penerapan, model belajar word square pada pembelajaran matematika dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa  SMP Al-Falah Karangwangi Depok .
2.  Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan pada semester genap April sampai dengan Juni 2011 secara terperinci sebagai berikut:
Kegiatan penelitian bulan pelaksanaan tahun 2010/2011
Bulan
April
Mei
Juni
Minggu
1234
1234
1234
                                         
Tahap persiapan meliputi kajian studi pustaka, pembuatan desain penelitian, konsultasi rancangan penelitian, dan perumusan rancangan penelitian.
a.Tahap pelaksanaan meliputi perencanaan, implementasi tindakan, pengamatan kelas, refleksi, analisis dan interprestasi data, dan perumusan hasil.
b.  Tahap pelaporan meliputi penyusunan laporan, penulisan laporan, revisi dan editing, penggandaan data,dan penyetoran data.
E.     Subyek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII C SMP Al-Falah Karangwangi yaitu sebanyak satu kelas yang berjumlah 30 orang siswa. Dalam penelitian ini dipilih satu kelas yaitu kelas VIII C. yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa secara keseluruhan , tingkat kemampuan intelektualnya pada mata pelajaran matematika cenderung sama dan secara keseluruhan berkemampuan sedang.

F.     Instrumen Penelitian
Adapun paradigma classroom action resesearch yang digunakan untuk penelitian ini, maka peneliti menggunakan instrumen model belajar          Word Square  yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar  siswa, yaitu : angket respon siswa terhadap penerapan model belajar Word Square, dan tes. daftar lembar observasi aktivitas siswa, Instrumen yang digunakan memiliki masing-masing fungsi, yaitu :
(1)   Angket instrumen ini digunakan karena untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model belajar Word Square.
(2)   Tes sebagai acuan untuk mengetahui adanya peningkatan atau tidaknya dalam hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika setiap siklusnya.
(3)    Lembar observasi aktivitas siswa yaitu untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas-aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung mengenai perhatian, kesungguhan, dan keberanian serta hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.
1.  Definisi Operasional Variabel
a.   Word square
Word square adalah pembelajaran yang lebih meningkatkan hasil belajar siswa, belajar.untuk melaksanakan pembelajaran dengan model belajar word square.

b.  Meningkatkan
Pada penelitian ini yang dimaksud dengan meningkatkan adalah usaha untuk menjadikan lebih baik sesuai dengan kondisi yang dapat diciptakan atau diusahakan melalui pelaksanaan belajar mengajar dikelas, khususnya pada pelajaran matematika dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
c.   Hasil belajar
Hasil belajar  yang dimaksud adalah kemampuan siswa untuk bertanya, dan mengerjakan latihan-latihan soal pada waktu pembelajaran matematika.
d.  Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah kegiatan belajar mengajar matematika dikelas yang melibatkan siswa, guru, materi ajar matematika dan lingkungan belajar. Pada pembelajaran matematika siswa sebagai subyek sedangkan guru berfungsi sebagai pembingbing, pemotivasi dan pengelola kegiatan belajar.
2.  Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, penelitian ini menggunakan observasi. Menurut ridwan (2009:76) observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar aktifitas siswa terhadap mata pelajaran matematika di SMP Al-Falah Karangwangi Karngwangi Depok.
Dalam melaksanakan observasi, menggunakan pedoman observasi.  Pedoman ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a.   Observasi tindak mengajar
b.  Observasi tindak belajar yang berarti dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
c.   Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tercapai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati.

G.    Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam penelitian ini pengumpulan data secara garis besar yang dilakukan ialah sebagai berikut:
a.  Orientasi dan obsevasi awal hingga identifikasi masalah
b.  Pelaksanaan, analisis, dan refleksi terhadap tindakan pembelajaran siklus I,  dan siklus II.
c.   Observasi aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan pembelajaran.
Data yang diambil dalam penelitian berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengambilan data dilakukan sebagai berikut :
a.   Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis (Suharsimi Arikunto, 1998 : 28). Pengumpulan data melalui observasi dilakukan sendiri oleh peneliti pada kelas yang dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas.
b.  Angket
Angket adalah sebuah daftar pertanyan yang harus dijawab oleh orang yang akan dievaluasi atau responden. Angket diklasifikasikan menjadi dua, berdasarkan pada keabsahan responden dalam memberikan jawaban yaitu:
1)  Angket terbuka
Sebuah angket dikatakan terbuka, berupa pertanyaan dan responden bebas menjawabnya karena karena memang tidak disediakan jawabannya untuk dipilih.
2)  Angket tertutup
Angket ini disajikan sedemikian rupa dan membuat jawaban atau menyediakan jawaban sehingga reponden tinggal memilih tanda           (X) atau (Ö)
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mencari data tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan model belajar word square dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika. angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan daftar checklist yang terdiri dari 20 item soal.
Angket dalam penelitian ini menggunakan rating scale. Sehingga responden diminta untuk membaca secara seksama setiap pernyataan yang disajikan, kemudian ia diminta untuk menilai pernyatan-pernyataan itu. Derajat penilaian siswa terhadap pernyataan terbagi kedalam empat kategori yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),dan Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun kisi-kisi angket dan instrumen angket dapat dilihat  pada lampiran.

H.    Pengolahan Data
Untuk mendapat data yang benar-benar mendukung dan sesuai dengan karakteristik fokus penelitian, maka data yang diperoleh akan dianalisis dengan menujukan pada teknik analisis data penelitian.
1.  Kategori data
Data yang dianalisis dan direfleksi sebelumnya terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Penelti melakukan pengelompokkan data kedalam kelompok data kualitatif dan data kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui model belajar Word Square dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
a.       Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan tiga tahap yaitu:
1)      Reduksi data, yaitu data yang diperoleh pada saat observasi terhadap pembelajaran matematika di kelas VIII C SMP Al-Falah Karangwangi.
2)      Penyajian data, yaitu hasil yang diamati sejak awal sampai akhir kegiatan pembelajaran.
3)      Membuat kesimpulan, yaitu dengan melihat lembar observasi siswa pada setiap siklus sebagai bahan refleksi untuk perencanaan pelaksanaan penelitian pada pertemuan selanjutnya.
b.      Data Kuantitatif
1)   Perhitungan Persentase
a.       Untuk mempresentasikan data yang berupa angket penerapan model belajar Word Square, menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
               (Anas Sudijono, 2004:43)



Keterangan :
 P = Presentase 
F = jumlah responden yang menjawab pada alternatif jawaban
N = Jumlah sampel
b.      Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar, hasil penelitian  dianalisis 3 kali  yaitu  analisis untuk menghitung   rata-rata kelas secara individual dan menentukan ketuntasan belajar secara klasikal.
1.   Menentukan rata-rata kelas

Menurut  Sudjana  (1990)  untuk  mengetahui  nilai  rata-rata  kelas  pada masing-masing siklus sebagai berikut:
                        Keterangan :


                           = Nilai rata-rata (mean)


                

            = Jumlah nilai seluruh siswa


                                    N   = Banyaknya siswa yang mengikuti tes


2.   Menentukan ketuntasan belajar secara individual

Analisis   ini   digunakan   untuk   mengetahui   tingakat   penguasaan   tiap indikator dan kompetensi dasar dari tes yang diujikan. Rumus yang digunakan deskriptif  prosentase  yang  menggambarkan  besarnya  tingkat  penguasaan materi        (Ali, 1993) yaitu:
                                            
Keterangan:

TP  : prosentase penguasaan materi
   : skor yang diperoleh responden
  :  skor maksimal
Dalam penelitian ini digunakan standar penguasaan 65% artinya siswa yang tingkat penguasaan materinya kurang dari 65% dikatakan belum tuntas belajar.
3.   Menentukan ketuntasan belajar secara klasikal

Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal menurut Ali (1993) sebagai berikut:
Keterangan:

       : nilai ketuntasan belajar
                                      : jumlah siswa tuntas belajar secara klasikal
       : jumlah total siswa

SKEMA PROSEDUR PENELITIAN

PELAKSANAAN SIKLUS I












OBSERVASI TERHADAP EVALUASI SIKUS I
 


 








PELAKSANAAN SIKLUS II

















MENARIK KESIMPULAN DAN SARAN
 
 








GAMBAR 4. SKEMA PROSEDUR PENELITIAN